7 Daerah dengan UMR Terendah di Indonesia, Dimana Saja?

UMR terendah di Indonesia

UMR Terendah di Indonesia menjadi topik yang banyak dicari, terutama bagi pekerja yang ingin mengetahui standar gaji di berbagai daerah. Setiap tahun, pemerintah menetapkan Upah Minimum Regional (UMR) yang berbeda-beda di setiap provinsi dan kabupaten/kota. Namun, ada beberapa daerah yang memiliki standar UMR lebih rendah dibandingkan daerah lainnya. Lantas, daerah mana saja yang memiliki UMR rendah Indonesia di tahun 2025? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Apa Itu UMR dan Bagaimana Penentuannya?

UMR yang rendah di Indonesia sering menjadi perbincangan karena upah minimum berpengaruh pada daya beli masyarakat. UMR sendiri adalah standar upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan dan berbagai faktor ekonomi.

Penentuan UMR mempertimbangkan beberapa faktor utama, seperti:

  • Kebutuhan hidup layak (KHL)
  • Produktivitas dan pertumbuhan ekonomi
  • Inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja

Setiap provinsi memiliki UMR yang berbeda, bahkan di dalam satu provinsi bisa terdapat perbedaan antara upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Faktor yang Mempengaruhi UMR Terendah di Indonesia

Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu daerah memiliki UMR yang rendah di Indonesia, antara lain:

1. Biaya Hidup yang Rendah

Daerah dengan biaya hidup yang rendah cenderung memiliki UMR yang lebih kecil. Misalnya, harga kebutuhan pokok dan transportasi yang lebih murah memungkinkan pekerja bertahan dengan gaji yang lebih rendah dibandingkan kota besar.

2. Industri dan Ekonomi Lokal

Daerah yang masih berkembang dan belum memiliki banyak industri besar biasanya memiliki UMR yang rendah di Indonesia. Hal ini karena peluang kerja lebih sedikit, dan daya saing tenaga kerja belum terlalu tinggi.

3. Kepadatan Penduduk dan Permintaan Tenaga Kerja

Di wilayah dengan kepadatan penduduk rendah dan lapangan kerja terbatas, standar UMR cenderung lebih kecil. Ini karena permintaan tenaga kerja yang rendah tidak mendorong kenaikan upah secara signifikan.

7 Daerah dengan UMR Terendah di Indonesia 2025

Berdasarkan data terbaru, berikut adalah daftar daerah yang memiliki UMR terendah di Indonesia 2025:

1. Kabupaten Banjarnegara

UMR terendah di Indonesia 2025 masih dipegang oleh Kabupaten Banjarnegara di Jawa Tengah. Dengan upah minimum sebesar Rp 2.170.475, Banjarnegara termasuk daerah dengan biaya hidup yang relatif rendah.

2. Kabupaten Wonogiri

Wonogiri juga termasuk dalam daftar UMR yang rendah di Indonesia dengan angka Rp 2.180.587. Meskipun memiliki sektor pertanian yang berkembang, belum banyak industri besar yang berdiri di daerah ini, sehingga upah tenaga kerja masih lebih rendah dibandingkan kota-kota lain di Jawa Tengah.

3. Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen memiliki UMR terendah di Indonesia urutan ketiga dengan Rp 2.182.200. Seperti daerah lain di Jawa Tengah, Sragen lebih banyak bergantung pada sektor agraris, yang membuat pertumbuhan industri di daerah ini masih terbatas.

4. Kabupaten Kuningan

Di Jawa Barat, Kabupaten Kuningan mencatat UMR yang rendah di Indonesia dengan Rp 2.209.519. Sektor ekonomi utama di daerah ini masih didominasi oleh pertanian dan pariwisata lokal, sementara industri manufaktur masih berkembang.

5. Kabupaten Pangandaran

Sebagai daerah wisata, Pangandaran memiliki UMR terendah di Indonesia dengan Rp 2.221.724. Meski menjadi destinasi favorit wisatawan, sektor industri di Pangandaran masih terbatas, yang menyebabkan upah minimum lebih rendah dibandingkan kota besar lainnya di Jawa Barat.

6. Kabupaten Ciamis

Ciamis juga termasuk dalam daftar UMR terendah di Indonesia 2025 dengan angka Rp 2.225.279. Meskipun daerah ini memiliki sektor ekonomi berbasis pertanian dan perdagangan, kurangnya industri besar membuat UMR di Ciamis tidak terlalu tinggi.

7. Kabupaten Rembang

Kabupaten Rembang, yang terletak di Jawa Tengah, memiliki UMR yang rendah di Indonesia dengan Rp 2.236.168. Meskipun wilayah ini memiliki potensi dalam industri garam dan perikanan, sektor manufaktur dan jasa masih belum berkembang pesat.

Dampak UMR Rendah Terhadap Perekonomian Daerah

UMR yang rendah memiliki dampak baik dan buruk bagi perekonomian daerah. Berikut beberapa dampak dari rendahnya UMR:

1. Keuntungan UMR rendah:

  • Menarik investor dan perusahaan untuk membuka bisnis dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah
  • Mendorong pertumbuhan industri kecil dan menengah (UMKM)
  • Biaya hidup yang lebih murah membuat daya beli tetap stabil

2. Kekurangan UMR rendah:

  • Daya beli pekerja lebih rendah, berpengaruh pada kualitas hidup
  • Potensi tenaga kerja berpindah ke daerah lain dengan UMR lebih tinggi
  • Kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Pernah terpikir untuk meningkatkan kompetensi dengan pelatihan bersertifikasi? Arduma menyediakan pelatihan sertifikasi BNSP terbaik di berbagai bidang, mulai dari digital marketing hingga business development.

Bergabunglah dengan banyak peserta yang telah merasakan manfaat pelatihan kami! Temukan program yang sesuai dengan kebutuhanmu di Instagram Arduma atau kunjungi langsung arduma.id untuk informasi lebih lengkap.

×