Ini Ternyata Bahaya Workaholic, Ciri-ciri & Penyebabnya

Bahaya Workaholic

arduma.id – Pernah nggak sih, kamu merasa nggak bisa lepas dari pekerjaan, bahkan saat weekend atau lagi liburan? Kalau iya, hati-hati, bisa jadi kamu masuk ke kategori workaholic! Mungkin awalnya terlihat keren, selalu sibuk, selalu produktif. Tapi, tahukah kamu kalau terlalu terobsesi sama kerja justru bisa membawa dampak buruk buat kesehatan dan kehidupan sosial kamu? Yuk, cari tahu lebih dalam soal bahaya workaholic, ciri-ciri, dan apa aja penyebabnya, biar nggak terjebak terlalu jauh dalam dunia kerja tanpa akhir!

Apa Itu Workaholic?

Workaholic adalah istilah yang digunakan untuk orang yang terobsesi dengan pekerjaan hingga sulit memisahkan diri dari tugas-tugas kantor. Kalau kamu merasa selalu terikat dengan pekerjaan, bahkan saat seharusnya bersantai di akhir pekan atau liburan, bisa jadi kamu sudah masuk dalam kategori ini. Banyak yang nggak sadar, merasa bangga karena selalu sibuk dan produktif. Mereka menganggap bahwa bekerja tanpa henti adalah tanda dedikasi tinggi, padahal kenyataannya justru bisa merusak keseimbangan hidup.

Sayangnya, kebiasaan ini sering dianggap positif oleh lingkungan sekitar. Mulai dari bos yang senang melihat karyawannya bekerja keras, hingga rekan kerja yang mengidolakan “pencapaian tanpa batas.” Namun, apa yang jarang disadari adalah bahaya workaholic yang mengintai. Ketika kamu terlalu fokus pada pekerjaan, kesehatan fisik dan mental jadi taruhannya. Tak hanya itu, hubungan dengan keluarga dan teman-teman pun bisa terpengaruh karena kamu sering absen secara emosional atau bahkan fisik dari kehidupan mereka.

Ciri-Ciri Seorang Workaholic

Mengenali ciri-ciri seorang workaholic penting banget, nih, supaya kamu bisa tahu kapan harus berhenti sejenak dan menata ulang prioritas. Ini beberapa tanda umum yang menunjukkan kamu atau orang di sekitarmu sudah menjadi workaholic:

1. Selalu Memikirkan Pekerjaan

Salah satu tanda paling jelas dari seorang workaholic adalah mereka selalu memikirkan pekerjaan, bahkan di saat yang seharusnya digunakan untuk bersantai. Misalnya, ketika sedang makan malam bersama keluarga, pikiranmu mungkin masih sibuk memikirkan tenggat waktu yang mendekat atau tugas-tugas yang belum selesai. Bahkan saat kamu di tempat tidur, sebelum tidur pun, masih aja terpikir soal laporan yang harus diselesaikan besok. Kondisi ini membuat kamu sulit menikmati momen berharga di luar pekerjaan karena otakmu terus berputar di urusan pekerjaan.

3. Susah Beristirahat

Bagi seorang workaholic, istirahat adalah hal yang dianggap tidak produktif. Mereka merasa bersalah atau cemas jika tidak melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan. Walaupun tubuh sudah memberi sinyal kelelahan, mereka tetap memaksa diri untuk terus bekerja. Setiap waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bersantai sering kali diisi dengan menyelesaikan pekerjaan tambahan atau merencanakan proyek berikutnya. Mereka bahkan sulit untuk benar-benar “log off” dari pekerjaan, sehingga waktu liburan atau akhir pekan pun terasa sia-sia karena tidak digunakan untuk bekerja.

4. Mudah Cemas Jika Tidak Bekerja

Kecemasan berlebih saat tidak bekerja merupakan ciri khas seorang workaholic. Kalau kamu merasa gelisah dan tidak tenang saat tidak melakukan pekerjaan, ini adalah tanda bahaya. Ketidakmampuan untuk beristirahat atau memisahkan diri dari urusan pekerjaan membuat kamu merasa ada yang salah jika tidak sibuk. Akibatnya, setiap detik tanpa pekerjaan di tangan terasa seperti waktu yang hilang, dan kamu terus mencari cara untuk tetap produktif, meski sebenarnya kamu butuh waktu untuk rileks dan mengisi ulang energi.

5. Prioritas Hanya Pada Pekerjaan

Kalau kamu merasa bahwa seluruh hidupmu berputar di sekitar pekerjaan, itu tanda lain dari workaholic. Seorang workaholic cenderung menomorsatukan pekerjaan di atas segalanya, termasuk hubungan pribadi, keluarga, bahkan kesehatan mereka sendiri. Kegiatan di luar pekerjaan, seperti berkumpul dengan teman atau menjalani hobi, sering kali diabaikan. Pada titik tertentu, workaholic bisa kehilangan keseimbangan hidup, di mana satu-satunya hal yang dianggap penting adalah pekerjaan, sementara aspek-aspek lain dari kehidupan pribadi dikesampingkan.

Penyebab Workaholic

Setiap orang bisa saja terjebak menjadi workaholic, tapi ada beberapa faktor yang seringkali jadi penyebab seseorang terobsesi dengan pekerjaan. Berikut adalah beberapa penyebab yang umum:

  1. Tekanan Lingkungan Kerja
    Banyak perusahaan yang menerapkan budaya kerja yang sangat kompetitif. Karyawan sering merasa harus bekerja lebih keras agar bisa bertahan atau naik jabatan. Tekanan ini membuat banyak orang tanpa sadar mengorbankan waktu pribadi demi pekerjaan.
  2. Perfeksionisme
    Perfeksionis cenderung selalu ingin semuanya sempurna dan berusaha lebih dari yang dibutuhkan. Mereka sering kali merasa bahwa hasil kerja mereka belum cukup bagus, sehingga terus bekerja lebih keras.
  3. Takut Ketinggalan (FOMO)
    Ketakutan akan tertinggal dari orang lain, baik dalam hal karier maupun pencapaian, membuat seseorang terjebak dalam siklus kerja berlebihan. Mereka takut kehilangan kesempatan atau gagal bersaing dengan rekan kerja lainnya.
  4. Kepuasan dari Pencapaian
    Ada perasaan puas dan bangga ketika seseorang meraih pencapaian di tempat kerja. Karena kepuasan ini, seseorang jadi terus mengejar kesuksesan tanpa mempertimbangkan dampak buruknya bagi kesehatan dan kehidupan sosial.

Bahaya Workaholic untuk Kesehatan

Jangan anggap remeh kebiasaan workaholic, karena efeknya bisa sangat berbahaya. Inilah beberapa bahaya workaholic yang perlu diwaspadai:

  1. Stress Kronis
    Workaholic cenderung merasa tertekan sepanjang waktu. Stres ini jika dibiarkan terus-menerus bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik.
  2. Burnout
    Burnout terjadi ketika seseorang kelelahan secara emosional, fisik, dan mental akibat beban kerja yang berlebihan. Workaholic sering kali merasa kelelahan ekstrem, kehilangan motivasi, dan tidak lagi menikmati pekerjaan.
  3. Gangguan Tidur
    Terlalu banyak bekerja bisa mengganggu pola tidurmu. Kurang tidur bisa berdampak serius pada kesehatan, termasuk menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memicu berbagai penyakit.
  4. Hubungan Sosial Memburuk
    Ketika kamu terlalu fokus pada pekerjaan, hubungan dengan keluarga, teman, dan pasangan bisa terganggu. Kamu mungkin akan merasa terasing dari lingkungan sosial karena terlalu sibuk dengan pekerjaan.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Kalau kamu merasa mulai terjebak menjadi workaholic, nggak perlu panik! Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya:

  1. Atur Batasan Waktu
    Buatlah jadwal yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi. Berikan waktu untuk beristirahat dan berinteraksi dengan orang-orang terdekatmu.
  2. Temukan Keseimbangan
    Jangan biarkan pekerjaan mendominasi hidupmu. Cari keseimbangan antara pekerjaan dan hal-hal lain yang kamu nikmati, seperti hobi atau waktu bersama keluarga. Biasanya disebut Work-Life Balance.
  3. Pelajari Teknik Manajemen Stres
    Yoga, meditasi, atau sekadar jalan-jalan santai bisa membantu meredakan stres. Cobalah untuk melakukan aktivitas yang bisa membuatmu rileks di luar jam kerja.
  4. Jangan Ragu untuk Berkonsultasi
    Jika kamu merasa sulit mengendalikan kebiasaan bekerja yang berlebihan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor atau psikolog.

Jika kamu merasa beberapa ciri di atas ada dalam diri kamu atau orang terdekatmu, saatnya untuk mengambil langkah mundur dan mengevaluasi kembali keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Ingat, kesehatan mental dan fisik adalah hal yang sangat penting!

Untuk membantu kamu lebih memahami cara mengelola waktu dan menghindari kebiasaan workaholic, kami di Arduma menyediakan in-house training yang dirancang khusus untuk membantumu menemukan keseimbangan yang sehat antara kerja dan hidup. Yuk, daftarkan diri kamu sekarang dan ambil langkah pertama menuju kehidupan yang lebih seimbang dan produktif!

×