Apa itu Lay Off? Penyebab dan Cara Menghindari
arduma.id – Kita pasti sering dengar istilah lay off belakangan ini, apalagi di masa-masa ketidakpastian ekonomi seperti sekarang. Tapi, sebenarnya lay off itu apa sih? Apa yang membuat perusahaan melakukan lay off, dan apakah ada cara untuk menghindarinya? Yuk, kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini!
Apa itu Lay Off?
Secara sederhana, lay off adalah pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh perusahaan karena alasan tertentu, biasanya terkait dengan kondisi ekonomi, restrukturisasi, atau penurunan permintaan. Beda halnya dengan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) yang kadang karena alasan personal, seperti kinerja karyawan yang buruk, lay off lebih sering terjadi karena kebutuhan perusahaan untuk bertahan di situasi yang sulit.
Contohnya, kalau sebuah perusahaan mengalami penurunan pendapatan drastis, mereka mungkin harus mengurangi jumlah karyawan supaya bisa menekan biaya operasional. Dengan kata lain, lay off adalah langkah “terpaksa” yang diambil perusahaan untuk menjaga bisnis tetap berjalan.
Penyebab Lay Off
Ada beberapa faktor utama yang bisa menyebabkan lay off, di antaranya:
1. Kondisi Ekonomi yang Buruk
Saat ekonomi sedang lesu, perusahaan biasanya ikut terdampak. Jika terjadi resesi, inflasi tinggi, atau krisis finansial, perusahaan mungkin harus melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja.
2. Restrukturisasi Perusahaan
Ketika sebuah perusahaan mengalami perubahan besar dalam struktur atau arah bisnisnya, kadang ada posisi atau divisi yang dianggap tidak lagi relevan. Proses ini biasa disebut restrukturisasi, dan sayangnya, ini bisa mengakibatkan lay off.
3. Penurunan Permintaan Pasar
Jika produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan tidak lagi diminati konsumen, otomatis perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya, perusahaan mungkin harus mengurangi jumlah karyawan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
4. Digitalisasi dan Otomatisasi
Di era teknologi seperti sekarang, banyak perusahaan yang menggantikan pekerjaan manual dengan mesin atau perangkat lunak. Hal ini bisa berdampak pada beberapa jenis pekerjaan yang menjadi tidak lagi dibutuhkan, sehingga karyawan yang terdampak akhirnya mengalami lay off.
5. Kinerja Perusahaan yang Menurun
Ketika perusahaan mengalami kerugian atau performanya jauh di bawah target, biasanya akan ada evaluasi besar-besaran. Salah satu langkah yang mungkin diambil adalah mengurangi jumlah karyawan untuk menekan biaya.
Cara Menghindari Lay Off
Menghadapi ketidakpastian kerja seperti lay off memang bisa menimbulkan stres, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan apapun untuk meminimalkan risikonya. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan agar kita tetap relevan dan diandalkan oleh perusahaan:
1. Terus Tingkatkan Skill
Di dunia kerja yang selalu berubah, keahlian baru adalah aset. Dengan perkembangan teknologi dan tren bisnis yang cepat, perusahaan membutuhkan karyawan yang siap beradaptasi. Coba pikirkan skill apa yang sedang banyak dicari di industri kamu saat ini, atau bidang mana yang sedang naik daun. Misalnya, bagi karyawan di bidang pemasaran, keterampilan dalam digital marketing, analisis data, atau SEO bisa sangat menguntungkan.
Jika ada pelatihan, seminar, atau kursus yang relevan, ikuti dan sertifikasi diri. Jangan ragu untuk memanfaatkan platform belajar online atau kelas di komunitas setempat yang bisa memperkuat skill kamu. Semakin beragam keahlian yang kamu miliki, semakin besar peluang untuk tetap dibutuhkan di perusahaan.
2. Beradaptasi dengan Teknologi
Di era digital seperti sekarang, teknologi berperan penting dalam banyak pekerjaan. Maka, adaptasi dengan teknologi menjadi nilai tambah yang besar. Sebagai contoh, jika pekerjaan kamu bisa lebih efektif dengan bantuan software atau alat tertentu, jadilah orang pertama yang mempelajari dan menguasainya.
Cobalah pelajari tools yang berkaitan dengan pekerjaan atau bahkan yang baru dipakai di industri kamu. Banyak perusahaan mencari karyawan yang “melek teknologi,” dan dengan keahlian ini, kamu tidak hanya menunjukkan bahwa kamu proaktif tapi juga siap berkembang bersama perusahaan.
3. Bangun Jaringan dan Reputasi Positif
Jaringan dan reputasi di tempat kerja bisa menjadi nilai tambah yang kuat. Saat kamu memiliki hubungan baik dengan atasan, rekan kerja, atau bahkan divisi lain, kemungkinan kamu akan lebih diingat sebagai seseorang yang positif dan dapat diandalkan.
Cobalah terlibat aktif dalam kegiatan kantor seperti proyek lintas divisi atau acara tim. Jangan ragu untuk membantu rekan kerja, terutama dalam hal yang mungkin melibatkan tim lain. Dengan jaringan dan reputasi yang baik, kamu akan semakin dikenal dan menjadi bagian penting dalam ekosistem perusahaan.
4. Berusaha Jadi Karyawan yang Berkontribusi
Perusahaan selalu menghargai karyawan yang berinisiatif dan bisa membawa dampak positif. Jadilah karyawan yang proaktif dengan mengajukan ide-ide baru, membantu menyelesaikan masalah, atau bahkan memimpin proyek kecil. Cobalah untuk berkontribusi tidak hanya pada pekerjaan rutin, tetapi juga pada tujuan jangka panjang perusahaan.
Jangan hanya memenuhi tugas yang diberikan, tetapi cari tahu bagaimana kamu bisa berperan lebih banyak. Misalnya, berikan saran-saran produktif saat rapat, bantu tim mencapai target, dan tunjukkan bahwa kamu adalah seseorang yang bisa diandalkan. Sikap positif ini akan membuat perusahaan lebih sulit mempertimbangkan kamu untuk lay off.
5. Selalu Siapkan Rencana Cadangan
Mempersiapkan diri untuk hal yang tidak diinginkan adalah langkah bijak. Salah satu caranya adalah dengan memiliki tabungan darurat yang bisa menopang biaya hidup jika sewaktu-waktu terjadi lay off. Selain itu, teruslah memantau peluang kerja di luar dan bangun portfolio yang menunjukkan keahlian serta pencapaianmu.
Jika situasi perusahaan mulai tidak stabil, jangan ragu untuk memperbarui CV dan profil LinkedIn, serta aktif mengikuti perkembangan pasar kerja di industri. Punya rencana cadangan akan membuat kamu merasa lebih tenang, percaya diri, dan siap mengambil langkah baru jika situasi benar-benar mengharuskan.
6. Kenali dan Ikuti Arah Bisnis Perusahaan
Penting untuk memahami arah bisnis dan kondisi keuangan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan sedang mencoba ekspansi ke pasar baru, mungkin ada kesempatan untuk mengajukan diri dalam proyek tersebut. Perusahaan akan melihat kamu sebagai karyawan yang siap beradaptasi dan mendukung tujuan mereka.
Jangan ragu untuk bertanya tentang perkembangan perusahaan dan peluang di masa depan. Dengan cara ini, kamu bisa menyesuaikan diri dan bahkan memposisikan diri sebagai karyawan yang bisa berkontribusi dalam berbagai kondisi.
7. Jaga Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi
Ketika bekerja terlalu keras tanpa mengatur keseimbangan, kita bisa merasa cepat lelah dan kurang produktif. Ironisnya, dalam jangka panjang, hal ini bisa berpengaruh pada kinerja kita. Jadi, tetap jaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Gunakan waktu istirahat, luangkan waktu untuk hobi, dan pastikan kamu mendapatkan cukup tidur. Ketika kamu merasa segar dan energik, produktivitas dan kualitas kerja akan meningkat, sehingga kamu bisa memberikan kontribusi terbaik di perusahaan.
Dengan langkah-langkah ini, kamu bisa lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang terus berubah. Ingat, pengembangan diri dan adaptasi adalah kunci untuk tetap relevan dan dihargai di perusahaan. Jadi, jangan tunggu sampai terlambatmulailah tingkatkan skill dan perbanyak bekal yang bisa membantu kariermu!
Ingin mengasah keahlian dan siap bersaing di dunia kerja? Ikuti pelatihan khusus karyawan di Arduma! Dengan berbagai program yang disesuaikan untuk kebutuhan industri, Arduma siap membantumu menjadi profesional yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi. Ayo, investasi untuk masa depanmu dimulai dari sini!